Kamis, 26 Mei 2011

pengertian konotasi & denotasi

MAKNA KONOTASI & DENOTASI
1.BUAH TANGAN
*MK= Ayah Andi membawa buah tangan dari Jakarta.
*MD= Saya membawa oleh-oleh dari kampung halaman.
2. PANJANG TANGAN
*MK= Orang itu ditangkap polisi karena panjang tangan.
*MD= Polisi menangkap seorang pencuri di pasar.
3.BUAH BIBIR
*MK= Anti menjadi buah bibir karena malas kesekolah.
*MD= Dimas jadi bahan pembicaraan di rumahnya karena kenakalannya.
4. BERBADAN DUA
*MK= Ibu Mia sering makan rujak karena sedang berbadan dua.
*MD= Perut ibu saya sudah mulai membesar karena sedang hamil tiga bulan.
5. TANGAN KANAN
*MK= Ayah saya ditunjuk sebagai tangan kanan oleh bosnya di kantor.
*MD= Pak Andi adalah orang kepercayaan di kantornya.
6. KAMBING HITAM
*MK= Orang itu selalu dijadikan kambing hitam jika ada masalah.
*MD= Andi selalu di jadikan pokok permasalahan jika ada masalah padahal belu tentu
dia yang bersalah.
7. SIJANTUNG HATI
*MK= Sherly mencari sijantung hatinya yang tak kunjung kembali.
*MD= Emi sedih karena sang kekasihnya pergi meninggalkannya.
8. BERTIRAIKAN BANIR
 
*MK= Mana peduli Pemerintah terhadap Masyarakat saat ini,yang kebanyakan
Bertiraikan banir.
*MD= Pemerintah seharusnya lebih memperhatik orang yang teramat miskin dan tidak
Punya rumah.
9. SEBATANG KARA
*MK= Kasihan nasib si bungsu,sekarang ia hanya sebatang kara.
*MD= Anak itu kasihan sekali sudah tidak punya sanak saudara lagi.
10. TIPIS BIBIR
*MK= Tina djuluki tipis bibir dikelasnya apalagi jika berdiskusi dia yang paling hebat
*MD= Anak itu pandai berbicarapada saat berdiskusi.
11. BERDARAH PUTIH
 
*MK= Selain parasnya cantik, ternyata dia berdarah putih,mana anaknya anggun dan
Soleh lagi.
*MD= Gadis itu seperti orang India padahal dia masih keturunan bangsawan.
 
12. MEMBUSUNGKAN DADA
 
*MK= Pak Ismail baru jadi juragan beras jika berjalan selalu membusungkan dada dan
tak mau melemparkan senyum buat kami.
*MD= Pak Amir orang yang paling sombong di kompleks rumahnya.
13. KERBAU PEMBULANG TALI
*MK= Aku bingung dengan sikap Andi, Dia seperti kerbau pembulang tali.
*MD= Amir adalah Orang yang berpendirian tidak tetap.
14. KAKI TANGAN
*MK= Di PT. Maju Mundur, Pak Darman sebagai kaki tangan di Perusahaan tersebut.
*MD= Ayah Budi adalah pembantu utama dikantor Ia bekerja.
15. BIANG KELADI
*MK= Ternyata si Tono, biang keladi semua masalah yang ada.
*MD= Semua masalah yang terjadi Andi lah yang menyebabkan perselisihan.
16. BERBANTAL LENGAN
*MK= Moral muda mudi saat ini, sangat minim walaupun mereka berbantal lengan
tanpa ada ikatan mereka biasa biasa saja.
*MD= Anak muda sekarang sudah tidak bermoral karena sudah berani tidur bersama-
sama dengan kekasihnya tanpa ada ikatan pernikahan.
 
17. MAKAN DARAH
 
*MK= Akibat sering makan darah, hidupnya tidak akan bahagia malah mereka akan
sengsara.
*MD= Pemerintah tidak pernah memperdulikan rakyat yang ada dibawahnya malah
mengambil untung terlalu besar kepada Orang miskin.
18. BERBAU DUA
*MK= Si Aminah ternyata berbau dua dan dia seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
*MD= Orang itu telah berbuat kesalahan besar dikantornya dan tidak berani
mengungkapkannya.
19. BUAYA PASAR
*MK= Siapa yang menyangka Anak Bu Hamida ternyata buaya pasar dikampungnya.
*MD= Anak muda itu adalah Orang yang kerjanya mencopet dipasar setiap hari.
20. JINAK JINAK MERPATI
*MK= Anak gadis sekarang kebanyakan yang jinak jinak merpati.
*MD= Gadis itu tampak muda didekati tetapi kenyataannya sulit.
 

Macam-macam Majas

Jenis-jenis Majas

[sunting] Majas perbandingan

  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
  2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
  3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
  4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
  5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  6. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
  7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
  8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
  9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
  10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  11. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
  12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
  13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
  14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
  23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  24. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

[sunting] Majas sindiran

  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
  2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
  4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

[sunting] Majas penegasan

  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
  3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

[sunting] Majas pertentangan

  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

Jumat, 20 Mei 2011

JOGJA (study tour)



Pada Hari Kami, tanggal 12 - Mei – 2011, kita murid dari SCIIBS melakukan study tour ke jogja, kita melakukan perjalanan menggunakan bus, sehingga kira-kira kita menghabiskan waktu selama 17 jam.
          Pada saat awal perjalan kita merasa senang sekali karena kia akan melakukan study tou ke jogja, tapi doi pertengahan perjalan suasana mulai berubah manjadi sedikit membuat kita tidak tenang karena anak-ank mujlai merasa mual atau biasanya disebut “mabok” awalnya hanya beberapa orang saja tetapi lama kelamaan hamper semua anak muntah-muntah, bus pun berubah baunya menjadi sedikit tidak enak yang membuat kita semua tambah pusing. Termasuk saya, saya awalnya hanya membantu anak-anak yang lain tapi saya malah ikut-ikutan pusingmelihatnya.
          Karena keadaan yang seperti itu guru-guru pun mencari makan untuk makan siang kita, akhirnya kita semua menyantap makan siang di “Rumah Makan Padang (Sederhana)” setelah anak-anak merasa kenyang, kita semua balik ke bus untuk melanjutkan perjalan ke jogja. Setelah kita sudah lama diperjalanan hingga pagi sudah berganti malam kita belum juga sampai ke tempat tujuan kita, hingga waktu sudah menunjukan pukuol 10.00 pm, kita belom sampai juga.
          Akhirnya kita makan malam dulu, disana kita makan ayam goreng, dan sop macaroni, setelah kita makan kita langsung melanjutkan perjalana kembali, setelah itu lumayan lama kita pun sampai di jogja, dan sampai di tempat penginapan kita, penginapannya bernama “hotel cailendra” bukan main kita kaget dengan keadaam hotel yang menurut kita untuk tinggal disana perlu perjuangan bertarung dengan nyamuk pada malam hari.

Keesokan harinya kita pun melakukan travel di beberapa tempat :
         

Pertama kita melkukan kunjungan ke prambanan kita melihat candi-candi yang tinggi dan besar, kesempatan ini puntidak disia-siakan oleh kita untuk foto bersama para tourist yang sedang berkunjung di pramabanan, setelah kita melihat bangunan-bangunan  bersejarah disana, kita melanjutkannya lagi ke keraton jogja.
          Di Keraton Jogja kita juga melihat benda-benda bersejarah kesultanan yang ada di sana, melihat tempat-tempat bersejarah ternyata tidak membosankan juga, tetapi yang lumayan mematahkan semangat yaitu cuaca yang sangat panas. Dan yang amat teramat menyayangkan kita hanya sebentar lagi Keraton  akan ditutup kita terpaksa hanya sebentar saja didalam keraton, setelah itu kita makan jajanan yang ada di dekat keraton,
          Kita pun melanjutkan perjalanan menuju Taman Pintarm disana kita shalat terlebih dahulu, kemudian makan siang dan kita masuk ke dalam Taman Pintar, disana banyak sekali alat-alat yang dapat  kita coba untuk melakukan percobaan, dan lain-lain. Setelah lumayan lama kita di Taman Pintar kita melanjutkan perjalan ke Pantai Parangkritis.
          Ini lah yang ditunggu-tunggu, saya dan teman-teman bermain dengan serunya bermain air, hingga matahari terbenam, disana kita bukan hanya bermain air dan berfoto-fotoria tapi kita juga naik kuda yang seperti delman, saya sendiri tidak tau namanya apa, setelah maghrib sudah datang, kita kembali ke bus, dan melanjutkan ke alun-alun selatan, kita disana menikmati malam dengan bersenang-senang, ada yang bermain sepeda, naik becak, untuk berkeliling alun-alun, dan masih banyak lagi.
          Setelah malam sudah lumayan larut kita dikondisikan untuk kembali ke bus, untuk beristitahat di hotel kembali.


Keesokan harinya pada tanggal 14/05 201, kita melanjutkan travel, kembali :

Pertama-tama kita melakukan perjalan ke Pasar Beringharjo, disana kita membeli oleh-oleh untuk keluarga dan untuk kita sendiri, disana kita melihat berbagai macam batik dan oleh-olehyang tentunya unik, dan tak lupa kita mencoba masakan khas jogja yaitu Urap, dan setelah lumayan lama menghabiskan waktu disana kita kembali ke bus dan menuju ke Borobudur, sesampai disana kita tidak didukung oleh cuaca yang mendung, dan akhirnya pun turun hujan.
          Saat kita telah memasuki Candi Borobudu, kita dianjurkan untuk memakai sarung untuk menghormati orang yang merayakan waisak esok hari. Kita tidak terlalulama dia Borobudur karena hujan dan waktu yang sangat mepet karena candi harus dikosongkan oleh pengunjung pada pukul 3 sore, karena akan dilakukan persiapan untuk hari waisak besok.
Setelah dari Candi Borobudur kita melanjutkan lagi ke kerajinan perak di dekat sana, kita melihat berbagai hasil kerajinan tangan tersebut, hingga cara membuatnya. Kita hanya sebentar disana karena kita mengejar waktu untuk ke Malioboro.
Ini dia tempat terakhir yang kita kunjungi, disana kita benar-benar memanfaatkan waktu berbelanja, dan menikmati indahnya malam di Jogja. Sekitar jam 11 malam kita pun balik dari Maliobro menuju Bogor kemabali, kita pun merasakan perjalanan yang jauh sehingga kita baru tiba di Bogor sehabis dzuhur.

SEKIAN CERITA DARI SAYA TERIMAKASIH…… J